Pintu terbuka

Pintu terbuka, menggambarkan kesediaan untuk menerima siapa saja. Pintu Kemurahan Allah senantiasa terbuka bagi siapa saja, termasuk jiwa-jiwa yang sudah tidak bertubuh lagi, yang mendambakan pintu tersebut. Yang mau masuk melalui pintu tersebut akan terbentang jalan yang menuju kepada keselamatan ” Tuhan Yesus mengatakan : ” Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku…………. ” Yoh 14 : 6 . Tuhan mengundang semua jiwa untuk sampai kembali ke Pencipta, melalui diri Nya.

Kebaktian Istimewa

Manusia adalah mahkota ciptaan Allah, walau manusia pertama telah jatuh kedalam dosa namun Allah masih mengasihi manusia, sehingga masih memberikan kesempatan untuk kelak dapat bersatu kembali dengan Sang Pencipta.

Untuk itu Beliau telah mengirimkan Yesus Kristus sebagai penebus dosa, tidak ada kuasa lain yang bisa menebus dosa umat manusia, dan untuk itu unsur pertama agar bisa selamat ( kembali kepada Sang Pencipta) adalah : PERCAYA KEPADANYA.

Setiap jiwa tercatat dalam “Buku Statistik ” milik Allah, tidak ada yang terlewatkan ( kurban perang, kurban bencana alam, bayi yang digugurkan , dll ) termasuk mereka yang kadang dilupakan karena telah ada di alam barzah, tetapi Sang Pencipta TIDAK PERNAH melupakan.

Di alam barzah jiwa-jiwa akan berada ditempat masing-masing sesuai dengan perjanjian mereka pada saat hidupnya dimuka bumi, kepada siapa dia mengabdi, maka disana mereka pun harus mengabdi ( Kemana pohon itu condong, maka kesanalah juga dia jatuhnya), mereka terikat, tidak bisa kemana-mana.

Tuhan Yesus pada saat kematiannya turun ke alam barzah, memberitahukan kepada semua jiwa yang ada disana, bahwa melalui kurbanNya manusia dapat diselamatkan.

Demikianlah saat  ini kemurahan masih ada dimuka bumi, dan dibukakan juga bagi mereka yang sudah tidak bertubuh lagi, mereka harus datang pada saat pintu atau ikatan dibuka. Ikatan mereka akan dilepaskan dan mereka akan menerima sakramen Baptisan Air dan Roh Kudus serta Perjamuan Kudus, dan mereka akan menjadi bagian dari  tubuh Kristus yang tidak kelihatan, bersama dengan kita yang masih hidup dimuka bumi yang percaya dan  menantikan kedatangan kembali Sang Juruselamat.

Pekerjaan kita saat ini adalah melakukan ” Doa Perantara’ untuk mereka, mengajak, mengundang untuk mereka berdatangan kedalam kemurahan Allah. Kelak kita akan berjumpa dengan mereka didalam suka cita.  

 

 

Jalan Tuhan

Kemungkinan Petrus kaget tatkala mendengar jawaban Tuhan Yesus : …enyahlah iblis,…….. Pada hal maksud Petrus adalah baik, dia menghimbau Tuhan Yesus untuk tidak berjalan ke Kota Yerusalem karena disana Beliau akan menderita, dicambuk, disiksa dan disalib,….. kekawatiran yang wajar bagi seorang manusia. ( sebagian Matius 16 : 21-22)

Petrus belum menyadari akan kedatangan Tuhan ke dunia, baru setelah ditinggal oleh Tuhan naik kesorga dan Roh Kudus  turun kekepala mereka, maka barulah Petrus dapat mengakui ( Kis Rasul 2 : 22-24).

Tuhan Yesus tidak terpengaruh oleh apapun , Beliau tetap menjalankan apa yang diperintahkan Bapanya dengan demikian Beliau tahu betul akan maksud dan tujuan Nya Beliau dilahirkan kedunia,  Beliau jalan terus, menanggung penderitaan dan mempersembahkan kurban.

Bagaimana dengan kita ? Kita dipanggil oleh Tuhan Yesus ke dalam pengikutanNya, terpanggil dalam tugas yang istimewa dan didalamnya termasuk imamat rajani, suatu panggilan yang istimewa. Untuk bisa kesana jalan yang telah ditentukan Tuhan harus dijalani hal itu berkaitan dengan penderitaan, duka cita, dan banyak beban penderitaan. Kadangkala kita juga belum memahami seperti Petrus akan tugas istimewa ini, kita memerlukan pengertian dan pengetahuan mendalam.

Kalau Tuhan Yesus tetap berjalan maju, maka kita pun demikian , kita tinggalkan jalan-jalan lama kita dan menerima pernyataan Roh Kudus sesuai berjalannya waktu, menanggung penderitaaan yang telah diizinkan oleh Allah, mempersembahkan kurban yaitu siap sedia untuk menyerahkan hidup kita bagi Tuhan Yesus dengan melayani dalam pekerjaanNya.  gambar disini

Sumber : NAC

Hamba dosa & Hamba Kebenaran

Hamba dapat diartikan sebagai pelayan, dan pelayan akan melakukan apa yang menjadi perintah majikannya. Celakanya adalah kalau majikan tersebut adalah Tuan dosa. Manusia memang telah jatuh kedalam pelukan dosa sehingga menjadi pelayan dosa, dan akan berakhir dengan maut.

Namun ” Bersyukurlah .…….demikian Rasul Paulus mengatakan dalam Roma 6 : 17,18  ……kepada Allah ! dahulu memang kamu adalah hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah menaati pengajaran yang telah dieruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran”

Pusat penting dalam hal ini adalah didalam Tuhan Yesus, berkat kurbanNya kita telah dibebaskan dari perhambaan dosa dan menjadi hamba kebenaran. Itu adalah kasih Allah kepada semua manusia.

Tindakan keselamatan Kristus terus bekerja dan memanggil manusia kedalam keputusan untuk berpihak atau melawan Allah. Kita ingin mentaati sebagaimana tulisan diatas dengan segenap hati, karena kadangkala untuk mentaati dengan segenap hati dirasa terlalu berat, sehingga mau mengikut karena takut pada hukuman. Tetapi kalau mau mentaati dengan segenap hati, maka dengan segenap hati yang tulus mau melakukan dan mentaati perintah-perintahnya. Bentuk pengajaran dari Sang Juruslamat yang memrdekakan harus diterima dengan tanpa syarat disamping melakukan hukum kasih yaitu kasih kepada Tuhan dan kepada sesama.

Maka yang menerima Tuhan Yesus Kristus akan menjadi “hamba-hamba kebenaran”, gambar disini

Sumber NAC:

Jangan ragu tinggalkan “Kota Dosa”

Segala sesuatu yang dilakukan dengan ragu-ragu tidak akan menghasilkan sesuatu yang maksimal, apalagi untuk masalah jiwa. Agar jiwa dapat selamat, maka harus segera meninggalkan dosa.  Contoh yang mudah adalah didalam diri Lot yang tinggal di kota Sodom dan Gomora, walau telah diperingatkan oleh malaikat Tuhan, bahwa kota Sodom dan Gomora yang berpredikat sebagai “kota dosa” akan dibumi hanguskan, tapi dia tetap ragu-ragu , kenapa? Yah dia sudah demikian lama merasa nyaman di kota dosa itu, tapi juga harus pergi meninggalkan harta bendanya, apalagi harus diputuskan dalam waktu yang sangat singkat.

Kalau kondisi diatas kita terapkan dalam kehidupan kepercayaan kita saat ini, maka mungkin kita pernah tinggal di “kota dosa” atau dapat dikatakan bahwa kita berada dalam keadaan jiwa yang kurang baik, karena kita sedang dalam keadaan kurang pengandalan, putus asa, tidak mau dirukunkan, tidak sabar karena Tuhan tidak datang-datang.

Tuhan ingin menghantarkan kita keluar dari kota tersebut, hal itu terjadi melalui FirmanNya yang diberikan kepada kita melalui kebaktian-2, kadang kala kita telah merasa nyaman dalam keadaan tersebut, atau kita tidak menyadarinya, keadaan-keadaan seperti itu menjauhkan kita dengan Tuhan. Supaya sadar Beliau mengizinkan sesuatu terjadi terhadap diri kita, agar mendorong kita untuk segara bergegas meninggalkan kota dosa, karena kalau tetap demikian kita tidak akan diberkati.

Marilah kita mengenali, bahwa saat sekarang inipun pelayanqan malaikat Tuhan masih ada , ingin menyelamatkan kita, bisa pada hamba Tuhan, bisa saudara-i sekepercayaan, bisa orang-orang lain disekitar kita.

Sumber : NAC.

Satu-satunya jalan

Kalau dikatakan ” Satu-satunya jalan” maka tidak ada jalan lain kecuali yang satu itu, untuk manusia dapat memperoleh keselamatan Rasul Paulus telah menunjukkan didalam tulisannya di Kisah para rasul 4 : 12 ” Dan keselamatan tidak ada didalam siapapun selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan “

Dia disini adalah Kristus, selamat berarti bersama dengan Allah untuk selama-lamanya. Sulit bagi manusia saat ini untuk memikirkan “keselamatan” tersebut, karena kadang lebih asik menggantungkan hatinya dengan ilah-ilah didunia ini dibanding dengan penyembahan terhadap Allah, dan lebih banyak menganggap dirinya sempurna seperti didalam Wahyu 3 : 17  “…aku kaya,..aku tidak kekurangan apa apa……. ” padahal sebenarnya adalah ” miskin, buta, malang, melarat dan telanjang….”  Yaitu buta untuk kabar kelepasan dosa melalui Tuhan Yesus yang adalah jalan  satu-satunya untuk keselamatan.

Apa dasar manusia dapat selamat? Adalah sesuai rencana Allah ( Allah menjanjikan kelepasan bagi umat manusia setelah manusia jatuh kedalam dosa), kemudian Kurban Tuhan Yesus, selanjutnya adalah manusia itu sendiri punya iman/kepercayaan kepada Tuhan dan pengurbananNya.

Apakah kita rindu akan keselamatan? Marilah kita senantiasa bersyukur bahwa kita telah dipanggil untuk berjalan diatas jalan tersebut, selanjutnya mau meraih firman pengampunan dengan hati yang bertobat, kemudian mau meraih firman Allah dalam kebaktian-kebaktian  dengan penuh hormat dan takut akan Allah serta dengan rendah hati mau dituntun menuju kepada kehidupan. Gambar disini

Sumber ; NAC

Bekerja

Ternyata ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam kata ” ikut bekerja” didalam pekerjaan Tuhan.  Tuhan senantiasa membangun mereka, bukan meruntuhkannya juga Beliau akan menanam bukan mencabutnya,…. Yeremia 24 :4-6 ( alkitab Jerman ). Bagaimana Tuhan  membangun dan menanamnya? Melalui pelayanan dari hamba-hamba Tuhan dan kita dapat membantu sesuai bakat yang kita punya.

Ikut membangun berarti ikut aktif bekerja dalam semua pelayanan yang ditugaskan dalam sidang jemaat, memperantarakan saudara-i dalam doa, dan menjadi suri tauladan dalam jalan hidup diluar dan didalam sidang jemaat.

Orang juga dapat bekerja merusak, mencabuti apa yang sudah tertanam dan terbangun baik dengan cara bersikap pasif sama sekali, mencari keuntungan dan kehormatan pribadi ( sehingga tidak menghargai bantuan orang lain) kemudian juga memelihara kepikiran ” Tuhan tidak datang-datang”.

Suatu taman Allah yang indah adalah apabila disana ada sikap saling mengasihi satu sama lain, mereka menerima makanan jiwa yang ditawarkan termasuk adanya kunjungan perawatan jiwa serta mengenali dan mengakui mujizat dalam pekerjaan Tuhan.

Demikian kita dapat memeriksa diri dimana dan bagaimanakah  kita ikut bekerja, gambar disini

Sumber : NAC

Manfatkan setiap kesempatan

Di kota Atena Rasul Paulus melihat bahwa hampir seluruhnya menyembah kepada berhala, beliau ingin memberitakan apa yang belum mereka kenal  dan asing, yaitu pengajaran tentang injil Kristus. Beliau dibawa ke Aeropagus di bukit Ares merupakan tempat pengadilan tertinggi di Atena, karena banyak yang ingin tahu pengajaran tersebut ( Kisah Rasul 17 : 19 – 21 ). Kemudian beliau bersaksi tentang Allah yang hidup, Pencipta segala perkara, Kebangkitan Kristus, dan pertobatan orang dosa.

Kepercayaan kita disini juga merupakan pengajaran asing, dan sebagai pengajaran baru , ada yang tertarik ada juga yang acuh tak acuh, kita bisa memberikan kesaksian kepada mereka yang mau dengan cara :

a.  Menunjukkan bahwa kita mengasihi Allah  dan pekerjaanNya : menghormat, menghargai dan melakukan apa yang diFirmankan. b. Percaya dan mengandalkan diri kepada Allah dan pimpinan yang diutus-Nya. c. Menjalani suatu kehidupan berorientasi pada tujuan kepercayaan kia, yaitu hari-Nya Tuhan. d. Menjadi petunjuk jalan bagi jiwa yang mencari jalan kelepasan. e. Menghindari segala macam bentuk penyembahan berhala- dan mengabdikan diri kepada Allah.

Dan masih banyak lagi yang bisa kita lakukan,………………

Berbalik kepada Tuhan

Sakit kusta pada waktu dianggap sebagai kutukan Tuhan sehingga harus diasingkan dari pergaulan dan masyarakat, sesuai ketentuan hukum Taurat saat itu maka seorang Imam dapat menentukan apakah orang tersebut sudah sembuh dari sakit kusta atau belum, karena itu tatkala Tuhan Yesus telah menyembuhkan 10 orang yang sakit, beliau mengatakan sebagai mana yang tertulis dalam Lukas 17 :14-16 ” Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam”. Tuhan ingin menggenapi hukum Taurat.

Walaupun merasa belum sembuh namun mereka tetap berjalan ke tempat imam ( karena mereka percaya Tuhan menjamin kesembuhan ) ,dalam perjalanan itulah mereka sembuh, satu orang berbalik dan tersungkur dihadapan Tuhan untuk berterimakasih,yang sembilan lainnya kabur. Sikap yang seorang ini ingin kita teladani, dia orang Samaria yang dianggap oleh orang Yahudi sebagai orang tersingkir, orang kafir, namun Tuhan menghargai mereka. Sikapnya menghargai Yesus Sang Juruselamat, dia dapat memuji dan memuliakan Allah dengan tindakan yang benar.

Bagaimana dengan kita? Pengajaran apa yang kita peroleh dari peristiwa ini? Pertama – tama adalah penting untuk kita mengenali bahwa  ” Kusta dosa ” dapat disembuhkan, kemudian Tuhan tidak pernah mengecualikan seorangpun untuk mau selamat, yang penting adalah kepercayaan orang tersebut dan adanya tawaran keselamatanNya, selanjutnya orang harus pergi ke tempat pertolongan itu ada dan terakhir mengucap syukur karena telah sembuh dari jalan yang telah biasa semula dilakukan. Gambar disini

Sumber : NAC

Bekerja di ladang Tuhan

Ikut bekerja, sesuatu yang mendatangkan hasil, tetapi konotasi ” bekerja” ternyata ada dua kemungkinan, ikut berkerja membantu menanam dan membangun atau ikut bekerja merusak dan mencabut.

Firman Tuhan melalui nabi Yeremia mengungkapkan dalam kitabnya bab 24;4,6 Salinan Alkitab Jerman. Disana Tuhan akan membangun dan menanam, dimanakah kita bisa membantu ?

Ikut membangun pekerjaan Allah dengan menyumbangkan bakat-bakat kita berarti berarti ikut aktif bekerja dalam sidang jemaat , memperantarakan saudara/i didalam doa, dan menjadi suri tauladan dalam jalan hidup didalam dan diluar sidang jemaat.

Ikut bekerja merusak pekerjaan Allah adalah dengan tindakan sama sekali pasif, mencari keuntungan sendiri dan tidak ada sama sekali pengharapan bahwa Tuhan akan segera datang.

Oleh karena itu marilah kita yang sedang berada didalam “Taman ” Tuhan kita juga menghasilkan tanaman yang sedang berbunga didalam saling mengasihi dan selain itu disana mendapatkan makanan jiwa serta mau mengenali dan mengakui mujizat Allah didalam pekerjaanNya. Gambar disini.

Sumber NAC